Laman statis

Sabtu, 13 November 2010

VOIP


Dengan segala potensi yang ada terutama sekali biaya yang relatif murah untuk percakapan jarak jauh, VoIP sangat berpotensi dikembangkan. Paradigma bahwa PSTN adalah inti dari jaringan suara harus dirubah bahwa telepon analog biasa adalah bagian dari IP Telephony, yang mengakibatkan perkembangan IPTelePhony akan jauh berkembang dengan pesat dibandingkan telepon analog biasa. Memanfaatkan idle bandwidth. Jika perusahaan sudah mempunyai jaringan antar cabang VoIP dapat digunakan tanpa menambah biaya jaringan. Tergantung dari system yang mau dipakai, jika hanya antar PC maka tidak ada investasi tambahan untuk membuat jaringan VoIP. Investasi tambahan yang akan muncul jika jaringan VoIP ini digabung dengan PABX.
Perkembangan VoIP akan makin berkembang menjadi IP Telephony, suatu bentuk komunikasi multimedia. Sebagai Alternatif penggunaan telepon, dengan makin maraknya penggunaan VoIP Merdeka Dari 200 ke 1.300 pengguna dalam 1 bulan pertama. Saat ini 3.000 s.d. 4.000 panggilan dalam sehari. Lebih murah, misalkan biaya internet – TelkomNet Instan +/- Rp 10.000/jam, 2 pihak Rp 20.000/jam. Biaya SLJJ Zone 3 (>500km) termurah Rp 505/menit Rp 30.300/jam.

MENITI PERJALANAN HIDUP


Rasululullah Saw. Bersabda, “Hidup kita di dunia ini bagaikan seorang pejalan yang berteduh sebentar di abah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.” (HR.Thurmudzi).
Dengan demikian,akhratlah kehidupan dan tempat menetap yang sebenarnya.
HIDUP ADALAH PERJALANAN.
Kebnyakan orang tidak sadar bahwa hidup ini hanyalah perjalanan. Kita sering mengatakan “Perjlanan hidupku”. Kita  lahir sebagai bayi, menjadi anak-anak, remaja,, dewasa, menikah, punya anak, tua, kemudian mati. Dalam meniti perjalanan, kita memiliki 3 komponen dasar,  yakni pikiran (mind), jasad (body),, dan jiwa(spirit). Tiga hal ini bias disatukan dalam payung yang terintegrasi dan disebut ”HATI”.
Kita juga sering mendengar bahwa segala sesuatu sebaiknya dilakukan dengan Hati dan jiwa (heart and soul). Dalam diri kita, “Jasad” bisa diibaratkan sebagai “Kendaraan”, “Ruh” sebagai “Penumpang”, “Hati” sebagai “Tujuan”, “Nurani” sebagai “Radar”, “Otak alam sadar” sebagai “Sebagai “Pilot”, dan “Otak alam bawa sadar ” sebagai “Komputer” yang mengontrol perjalanan kapal terbang.
Dalam mengendarai kapal hidup, kita harus waspada karena bahan bakar kita terbatas. Pergunakanlah bahan bakar secara efisien agar kita bisa sampai di tempat tujuan  dengan selamt. UMUR kita ibarat Bahan Bakar yang daya pakainya terbatas.
Pada zaman Nabi Nuh, Umur manusia mencapai beribu-ribu tahun. Namu, pada zaman modern, usia manusia rata-rata mencapai enam puluh tahun.. dengan jumlah bahan bakar hidup yang terbatas, seorang pilot yang pandai akan berhati-hati dalam menentukan tujuan.
Banyak orang bersemangat memulai perjalanan, tetapi mereka tidak mau bergerak menuju tujuan hidup yang diciptakan untuknya. Mereka takut gagal, padahal bahan bakarnya terus dipakai karena kapal hidup mereka sudah lepas landas. Mereka harus bergerak ke tempat yang telah ditentukan meskipun tidak seindah pulau hiburan seperti yang diharapka baynyak orang.
Dalam perjalanan hidup seseorang, sebenarnya ada pebedaan antara tujuan hidup (destiny) yang sebenarnya dengan cita-cita dan keinginan yang muluk. Kebanyakan orang gagal karena mengejar yang kedua, Bukan yang pertama.

Dikutip dari Buku “Spiritual Thinking”
Arvan Pradiansyah
Managing Director ILM  & penulis Best_seller life is Beautiful